Jumat, 07 Desember 2012

"TAKDIR" Ditentukan atau Menentukan?

Menyikapi konteks Takdir dan Relativitas kehidupan tidak akan ada habis-habisnya, Segala hal yang bersifat akhir seringkali dikaitkan dengan takdir dan itu benar, jika dikaji dari perngertian secara bahasa kata takdir berasal dari kata Qadara yang berarti ketetapan atau Ketentuan (yang bersifat akhir). So, bisa dipastikan bahwa takdir itu letaknya diujung sob, diakhir dari segala perjuangan yang telah dan akan dilakukan manusia. Bagaimana dengan konteks Relativitas? Kalo boleh kuanaloghikan Relativitas merupakan bahasa lain dari Ikhtiar manusia dalam perjuangan hidup, artinya relativitas itu adalah proses yang dijalani manusia menuju akhir (Takdir), bukankah Baik atau buruknya hasil tergantung dari besar atau tidaknya kualitas pengorbanan yang dilakukan dalam prosesnya, maka jangan pernah takut berkorban sob, karena tidak ada pengorbanan yang sia-sia jika dijalani dan dilakukan dengan hati yang besar, ketulusan dan keikhlasan.

Pernah dengar kalimat ini, “Tua itu takdir dan dewasa itu pilihan”? Bagiku  kalimat ini sering sekali memacu semangat dan motivasiku untuk selalu bangkit dalam keterpurukan agar bisa naik kelevel selanjutnya, sebab kalimat itu mengajarkan kita agar tidak menunggu. Setiap manusia akan Tua karena itu adalah proses alamiah tetapi tidak semua manusia akan dewasa seiring proses penuaannya. Ingatlah sob, kedewasaan tidak akan datang begitu saja, so kenapa kita harus menunggu ia datang, padahal kita tahu bahwa dia tidak akan datang jika kita tidak menginginkannya. Namun sebaliknya ada beberapa orang yang pernah kujumpai malah menjemput kedewasaannya, dan bagiku itu baru gambaran dari sebuah semangat perjuangan, karena benar sekali bahwa perjuangan itu adalah konteks relativitas sob, mau dewasa atau tidak itu tergantung pilihan dari kita sendiri. Apakah kita akan selalu terlarut dengan proses penuaan alami yang akan terus datang dan tak bisa kita hentikan? Dan menunggu dewasa itu datang menjemput kita? Ketika itu terjadi, maka bersiaplah untuk terlarut dalam hanyalan dan sifat labilmu.

Selain itu, dalam hidup kita sering kali dihadapkan pada suatu masalah yang membuat kita sedih, bingung atau mungkin down dari segi mentalitas, jangan takut sob itu adalah proses pendewasaan. Percayalah bahwa Tuhan sedang mengujimu untuk melihat kualitas hidupmu, apakah anda pantas untuk naik kelevel yang lebih tinggi atau tidak? Otimis adalah kata kuncinya tapi jangan sampai membuat anda malah jadi over confident, percaya diri bahwa kita memilikikemampuan untuk menjalanu dan melewati cobaan hidup adalah modal awal sebuah kedewasaan, bayangkan jika sebelum berjuang saja kita sudah pesimis bisa menyelesaikan/melewati cobaan tersebut? Maka hidupmu akan jalan ditempat sob, mengeluh pada keadaan dan tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri, padahal Tuhan menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan dengan 2 ikon yaitu Nalar (Otak) dan Nafsu. Lantas setelah kita mengetahuinya apakah kita masih akan menyerah pada keadaan? Jadilah pribadi yang dewasa dan mulailah dengan hasrat untuk percaya atas kemampuanmu sendiri.
Ahkirnya semua pilihan ada ditangan kita sendiri, setiap manusia akan menua tapi tidak setiap yang tua itu dewasa, sebaliknya ada banyak orang-orang yang sudah menyadari pentingnya kedewasaan dalam hidup diusia dini sehingga banyak juga orang-orang yang dewasa dalam konteks pemikiran dan perilaku meskipun masih remaja. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang memilih kedewasaan dalam proses perjalanan hidup dan menjadi pribadi-pribadi yang bijak dan besar hatinya untuk menerima dan melewati semua cobaan dan tantangan hidup yang begitu besar dan keras ini. Aamiin..
Wallahul muwafieq ilaa aqwamittharieq..
Wassalam..

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Jumlah Kunjungan

Flickr

Popular Posts

Twitter Feed

Join Me On Facebook

Followers

Translate

Observasi Psikologi. Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Copyright Text

Featured Posts

 
 

Recent Posts

Flag Counter

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger