Senin, 26 November 2012

Antara Mimpi dan Realita

“What is a life? They say its from B to D, from BIRTH to DEATH, 
but whats between B and D? it’s a C, so what a C? it’s a CHOICE. 
Our live is a matter of CHOICES, life well and it will never go wrong”

Sebuah gambaran tentang realita dasar kehidupan yang sangat menarik ketika pertama kali kubaca difacebookku, statement itu memberikanku sebuah inspirasi untuk tulisan ini. Sobat-sobat pembaca, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia punya persfektif sendiri-sendiri tentang arti kehidupan, banyak yang bilang kalo hidup itu adalah perjuangan, hidup itu adalah tantangan dan hidup itu adalah pilihan, tetapi Cuma baru sahabatku Abrar Dillahi yang nyebutin kalo hidup itu adalah masalah. (Hehe)
So what, itu persfektif mereka dan semuanya sah-sah saja, Namun kali ini aku ingin membahas tentang pilihan dalam hidup.

Konsep dasarnya simple, Hidup memang dari Lahir menuju Mati, namun akan ada banyak pilihan yang datang saat kita sedang menjalaninya, itu bukti bahwa Tuhan memang menciptakan Manusia dalam bentuk sempurna dengan nalar yang dimilikinya, nalarlah yang membantu kita untuk memilih dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada dan belajar dari sejarah dan pengalaman yang telah dilewati. Semua itu adalah realita yang tak terbantahkan dalam kehidupan setiap pribadi didunia ini, yang berbeda hanyalah cara memilih dan alasan untuk memilih, kalo bagiku ini bukan hanya tentang pilihan tetapi harus diiringi dengan Komitmen yang kuat atas setiap pilihan yang telah kita ambil, tidak adanya komitmen yang mengiringi pilihan menjadikan manusia itu labil, terlalu mudah untuk mengambil keputusan dan kemudian merubahnya lagi. Ketahuilah sob, Hidup bukan permainan yang bisa dibuang dan diganti dengan yang baru ketika kita sudah merasa jenuh dan bosan ketika menjalaninya, sebab sangat banyak orang-orang yang mempunyai mimpi-mimpi dalam hidupnya, sebuah harapan yang ideal dan berharap semuanya bisa terwujud dimasa depan,tapi tidak sedikit juga orang yang kecewa ketika mimpi-mimpi dan harapannya tidak bisa direalisasikan namun itu bukanlah stigma yang malah akan membuat kita takut untuk bermimpi, sebab hidup memang berawal dari mimpi,harapan dan cita-cita bahkan karakter seseorang juga bisa kita ketahui melalui mimpi-mimpi dan
cita-citanya, orang yang mimpinya lebih kecil biasanya cenderung pesimis, karena untuk bermimpi saja takut apalagi harus menjalani fakta yang sesungguhnya, namun orang-orang yang memiliki mimpi-mimpi yang lebih besar biasanya adalah golongan orang-orang yang berani, berani bermimpi dan siap untuk menjalani realita yang sebenarnya, sebab ketika satu mimpi besar tidak terwujud maka minimal hanya akan meleset satu level dibawah mimpi besarnya. Contoh, ketika kita bermimpi jadi Presiden, maka jika tidak terwujud minimal bisa jadi ketua DPR atau lebih kecil lagi Mentri Negara lah. Namun coba bayangkan jika sebaliknya? Makanya aku bilang orang-orang yang mimpinya kecil lebih cenderung pesimis.
Mimpi dan Realita tidak selalu sejalan, harapan dan kenyataan tidak selalu sesuai dengan keinginan kita dan itu Tuhan ciptakan bukan tanpa alasan, Tuhan ingin manusia bisa berfikir dan memaksimalkan fungsi otaknya dalam menjalani kenyataan hidup, ketika mendapatkan masalah dan ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, makanya ada banyak sekali kata-kata “Berfikir” didalam Al-qur’an. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang berfikir. Aamiin.. 

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Jumlah Kunjungan

Flickr

Popular Posts

Twitter Feed

Join Me On Facebook

Followers

Translate

Observasi Psikologi. Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Copyright Text

Featured Posts

 
 

Recent Posts

Flag Counter

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger