Senin, 19 November 2012

"SIAPA AKU?"

Pelajaran pertama dalam hidup adalah bagaimana memahami hati dan pribadi masing-masing, contoh kasusnya lebih simple sob, cobalah bercermin dan tanyakan siapa kau? bisakah anda menjawab pertanyaan itu? 
Bagi sebagian orang mengerti akan diri dan pribadi masing-masing itu lebih gampang dari yang dibayangkan karena kita melihat dan menilai dengan kemampuan alami  kita. Contoh,  kita akan sangat mudah mengetahui apakah kita termasuk dalam golongan orang-orang pemarah atau tidak hanya dengan menghitung jumlah kemarahan yang kita luapkan perhari. So, kalo presentasinya lebih dari 50% positif anda termasuk dalam golongan orang-orang pemarah. Tetapi sebagian lainnya beranggapan bahwa memahami diri sendiri saja sudah susah bagaimana memahami orang lain? itu adalah pertanyaan yang sangat lumrah dan sangat sering terdengar disekitar kita. Contoh, banyak orang yang tau kalau mereka pemarah tetapi tidak tau kenapa mereka jadi pemarah. Itu adalah konteks dasar dalam memahami diri  sendiri sob.

Hari ini aku mendapat sebuah pelajaran baru dalam proses perjalanan hidup yang kompleks ini, dimana aku harus menjadi seseorang yang sabar menghadapi egoku sendiri, aku bahkan tidak tau kalo aku harus bahagia ataukah tidak?  aku melihat, mendengar, merasakan dan aku menilai semuanya lewat apa yang telah kulihat, kudengar dan kurasakan, secara garis besar bisa kukatakan itu konteks dasar dalam memahami hidup karena akan lebih mudah memahadi kehidupan dengan cara otodidak, makanya banyak yang bilang belajarlah dari pengalaman, tapi pertanyaannya, apakan kita harus masuk lubang dulu baru bisa mendapat pelajarannya? Tentunya tidak sob, sebab itu menandakan bahwa kita termasuk dalam golongan manusia-manusia yang merugi karena tidak bisa menggunakan nalar yang sudah Tuhan berikan sebagai anugerah yang besar yang bahkan tidak dimiliki oleh malaikat. Itulah fungsinya sebuah teori dalam kehidupan, agar tidak semua orang harus masuk kedalam lubang yang sama untuk mendapatkan pelajarannya, agar kita bisa melihat dan belajar dari kesalahan orang lain, itu juga yang jadi motif aku menulis kisah singkat mengenai sepenggal sejaran yang pernah kujalani ini..
Jika dikaji lewat konteks hakikat dan syariat maka garis hubungan itu dabagi menjadi dua, pertama Garis Vertikal (Hubungan manusia dengan Tuhannya) dan garis Horizontal (Hubungan manusia dengan manusia lainnya). esensi dari Hubungan manusia dengan Tuhan adalah tentang bagaimana cara kita bersyukur atas apa yang telah diciptakannya dan diberikannya kepada kita, mulai dari kehidupan, nyawa, darah, denyut nadi, udara dan semua yang ada dialam semesta ini adalah tanda-tanda keberadaannya, so semuanya wajib untuk disyukuri sob dan itu lah yang menjadi esensi dari Hubungan Manusia dengan Tuhan. Kemudian Hubungan manusia dengan manusia, ini lebih kepada komunikasi verbal. Bagaimana manusia bisa menjalin tali silaturahim dengan sesama dan menjaga hubungan lewat garis sosial, biasanya sih lebih sulit dalam pengaplikasiannya karena kita berjalan dengan kondrat yang sama, karena sama-sama diberikan nalar untuk berfikir sehingga adanya perbedaan pendapat, proses penyampaian aspirasi dan lain sebagainya, itu juga merupak salah satu bukti kekuasaan Tuhan, sehingga Tuhan memberikan pedoman kepada manusia dalam bentuk Alqur'an dan mengutus Rasulullah sebagai suri tauladan bagi manusia agar manusia tetap memiliki  kompas yang akan menjaga arah kehidupan dari kesesatan.
Maka kesimpulannya kita tidak akan bisa mengenal dan memahami diri sendiri jika belum bisa mengenal orang lain, karena itu esensi dari Hubungan antara Manusia dengan Manusia dan esensi dari kehidupan dunia yang sebenarnya. 
So, Nih aku kasih tipsnya. "Kenali dirimu maka kau akan mengenali Tuhanmu" aku muslim sob, agamaku mengajarkan untuk percaya terhadap keberadaannya melalui apa yang telah diciptakannya dialam semesta ini, sebab dengan mengenali Tuhan maka kita akan mengerti arti kehidupan, dengan mengerti arti kehidupan kita akan mengerti arti kebersamaan, dengan mengenali arti kebersamaan kita akan mengerti arti saling memiliki dan dengan mengerti arti saling memiliki kita akan saling memahami satu sama lainnya. Maka bersyukurlah disetiap kesempatan yang masih diberikan Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda

Jumlah Kunjungan

Flickr

Popular Posts

Twitter Feed

Join Me On Facebook

Followers

Translate

Observasi Psikologi. Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

Copyright Text

Featured Posts

 
 

Recent Posts

Flag Counter

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger